saya lupa bahwa anda juga manusia.
selama ini saya anggap anda asing, seperti satu satunya dalam sejarah.
istimewa.
selama ini saya bilang: teman, kita harus jadi teman.
selama ini saya salahkan anda ketika kita tidak bisa bersahabat.
tapi nyatanya saya salah. saya yang tidak bisa biasa saja.
istimewa.
-
duapuluh saya minus anda.
seperti halnya sembilanbelas, delapanbelas, tujuhbelas.
tapi saya mau bilang, sebagian besar dari anda lekat pada duapuluh saya.
seperti halnya sembilanbelas, delapanbelas, tujuhbelas.
anda menghembuskan nyawa, anda signifikan.
seperti enambelas.
ah, sia sia. betapa empat tahun tidak berguna.
-
saya harus berhenti berpikir bahwa anda satusatunya.
anda manusia,
biasa.
seperti anda pernah bilang: kegelapan tidak dapat membawa kegelapan dalam terang.
(ah, betapa saya rindu sapaan "nduk")
duapuluh. ini harus jadi final.
(ah, betapa saya benci mengucap kata final. seperti akhir yang tanpa batas)
saya paham betapa sering kalimat ini terucap, betapa hanya wacana, tapi ini doa yang sama pada tahun keempat:
'teman ?
bisa kita jadi teman ?'